Muslim Palestine vs Diri kita
Kalian tahu?. Di Timur Tengah sana
tepatnya di Palestine, kaum muslim tengah diuji dengan serangan Israel yang
teramat keji. Wanita dan anak-anak di bunuh, rumah-rumah mereka bom hingga rata
dengan tanah, rumah sakit, sekolah dan fasilitas umum lainnya dihancurkan. Rasanya
maut dekat sekali mengincar nyawa mereka. Setiap hari ada orang yang
dikuburkan, puluhan bahkan ratusan orang terluka akibat tembakan, roket dan
rudal milik tentara zionis Israel. Lantas apakah mereka semua putus asa dan
meninggalkan Tuhan begitu saja? Tidak. Mereka selalu percaya bahwa Allah SWT
(Tuhan semesta alam) selalu bersama mereka. Boleh saja raga mereka ‘terpenjara’
tapi hati mereka tidak luput dari mengingat Allah. Subhanallah.
Lalu
bagaimana dengan kita?. Negara kita aman, lingkungan sekitar kita jauh dari
ancaman teror para tentara Yahudi, bahkan keluarga kita masih utuh tapi hati
kita terbelenggu oleh kenikmatan duniawi, dibutakan oleh hawa nafsu. Lupa, jika
selama ini kita sering lalai dalam beribadah?; Lupakah kita sering merendahkan
orang lain?; atau bahkan kita lupa darimana kita berasal?; Lupa siapa yang
menciptakan kita?. Sesombong itukah diri kita ini?.
Sebenarnya
kita memiliki banyak waktu luang untuk beribadah terutama shalat tapi bukankah
masih banyak diantara kita yang mengabaikan panggilan shalat. Seberapa sering
kita melalaikan shalat?, seberapa sering kita tidak membaca Al-quran? Apakah
kita terlalu sibuk mencampuri urusan oranglain sehingga kita lupa untuk
berdzikir?.
Lihatlah saudara muslim kita di
Palestine sana. Meski ditengah reruntuhan bangunan anak-anak kecil belajar
membaca dan menghafal Al-quran. Saat semua tatapan nanar mereka menyaksikan
jatuhnya korban meninggal, mereka masih menyempatkan untuk berdzikir. Disaat
Masjidil Al-Aqsa di jaga tentara Yahudi sampai-sampai orang muslim yang ingin
shalat disana dilarang masuk, mereka tetap melaksanakan shalat walau di gang
sempit, itu pun mereka masih di awasi oleh para tentara yahudi, bahkan lantunan
suara adzan pun sangat mereka rindukan.
Kita
memang seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan karena kita dibekali
hawa nafsu. Tetapi akankah kita mau diperbudak
oleh nafsu. Tidak adakah keinginan untuk memperbaiki diri, tidakkah kalian
ingin Allah mencintai kita atau kalian sudah merasa cukup dengan kasih sayang
manusia. Tidak malukah kita selalu meminta rizqi, keselamatan, kebahagiaan,
tapi usaha apa yang telah kita lakukan, mengeluh? Diam saja?.
Tidak
malukah kita dengan ketaatan mereka pada Allah, sedang Allah telah
mengkaruniakan kita nikmat yang teramat besar. Allah SWT berfirman yang artinya
“Tidaklah
Kuciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat: 56). Maka
Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Komentar
Posting Komentar