Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Belajar MEMINTA MAAF dan MEMAAFKAN

“Ogah, ah gengsi dong minta maaf duluan” atau “udah terlalu sering nyakitin hati, ngapain juga dimaafin. Nanti kebiasaan”. Hayoo, termasuk yang manakah kalian?. Sahabatku, aku juga sama seperti dirimu. Pernah menyakiti dan disakiti orang lain. Sejatinya saat kita menyakiti orang lain, sebenarnya kita tengah menyakiti diri sendiri, dengan perasaan bersalah yang akan muncul setelahnya. Tapi hingga suatu ketika, aku merasa enggan memaafkan kesalahan seseorang, meski mulut berkata sudah memaafkan tapi hati belum mau memaafkannya. Yang terjadi dada terasa sesak karena perasaan yang tak kunjung tenang, gelisah. Bahkan perasaan bersalah itu jadi berbalik kepada kita.             Lalu, aku berusaha membujuk hatiku, mencoba melawannya dengan mencoba meminta maaf terhadap seseorang tersebut. Sulit sekali, ada saja halangan maupun alasannya. Tapi aku bertekad kalau tidak hari ini, kalau tidak saat ini juga, bagaimana jika aku meninggal be...

Belajar bersyukur dari Mereka yang tak jarang dipandang Sebelah Mata

Senin pagi. Jalanan macet. Saat itu aku hendak pergi kuliah. Kebosanan menyeruak dilangit- langit mobil. Mengutuk dalam hati “kenapa pula berangkat kesiangan”. Rasanya akulah orang yang menyedihkan hari itu. Kejadian berminggu-minggu lalu tiba-tiba datang menggerayami ingatanku kembali. Kekecewaan yang selama ini aku coba untuk lupakan. Tapi bayangan itu seperti siaran televisi yang diputar berulang-ulang, sangat mengganggu. Ingin aku meluapkan kesedihan, kekesalan dan kemarahanku. Hitungan detik jika aku tidak bisa menaklukan perasaanku mungkin saja air mata itu tak akan tertahankan.                 Tidiiitt.. tidiiiiiitt... Kali ini suara klakson berhasil menghentikan lamunanku. Setelah 18 menit mobil akhirnya melaju perlahan. Setibanya di perempatan antrian mulai mengular kembali. Saat itu, dari balik jendela mobil aku melihat seorang nenek sepuh, dilihat dari perawakannya mungkin usianya sekitar 70 tahunan...